BANJARMASIN — Peringatan 15 tahun reformasi yang jatuh hari kemarin (21/5) terasa berbeda. Sebab, satu pekan lagi Wakil Presiden RI Boediono akan datang ke Banjarbaru, 30 Mei. Dan mahasiswa sudah menggelar pemanasan untuk menyambutnya.
“Lima miliar rupiah diambil dari anggaran daerah kita hanya untuk menyambut koruptor seperti Boediono, jangan lupakan Century!” kata Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalsel, Laivan Shuffy Irwani.
Di tengah hujan gerimis, KAMMI menggelar aksi di bundaran kantor pos, jalan Lambung Mangkurat, kemarin sore. Selain menolak kedatangan Boediono, aksi itu juga untuk memperingati 105 tahun hari kebangkitan nasional.
Tak hanya menggelar orasi, mereka juga membawa pakaian jemuran dari karton yang ditulisi berbagai kasus yang selama ini belum kunjung tuntas diungkap. Sebut saja kasus Hambalang, BLBI, dan praktik mafia pajak.
Tidak sekadar menggaungkan isu nasional seperti pemakzulan SBY-Boedi dan penuntasan kasus korupsi, mereka juga mengusung isu lokal. Apalagi kalau bukan isu batubara.
Dalam pantauan KAMMI, 73 persen produksi batubara Kalsel dikirim untuk kebutuhan luar negeri. Sisanya, 27 persen untuk dalam negeri, itu pun kebanyakan untuk kebutuhan energi dan industri di pulau Jawa. Tercatat, dari 1990 desa di Kalsl, 162 diantaranya belum menikmati listrik.
“Pemerintah harus bersikap adil dalam pemenuhan kebutuhan enegeri listrik, BBM, dan bagi hasil sumber daya alam. Kami menuntut otonomi khusus bagi Kalimantan,” tegas Laivan.
Aksi ini lalu ditutup dengan doa bersama, lesehan di atas jalan raya. Pantauan Radar Banjarmasin, meski sempat sedikit mengganggu arus lalu lintas, aksi berjalan tertib. (fud)
http://
Sunday, November 3, 2013
Mahasiswa Demo Boediono
1:07 AM
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment