Islamedia - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan unjukrasa untuk mengajukan empat tuntutan terkait kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke provinsi tersebut, yang dijadwalkan akan datang pada hari ini 22 Oktober 2013.
Empat tuntutan dalam aksi unjukrasa KAMMI Kalsel, Selasa (22/10) pagi, menuntut SBY agar mengungkap tuntas identitas Sengman dan Bunda Putri, yang belakangan ramai menjadi pemberitaan belakangan ini.
Selain itu, menuntut SBY menuntaskan kasus Bank Century dan Hambalang, serta menyetop politik untuk saling menjatuhkan karena meresahkan rakyat Indonesia, tandas Ketua KAMMI Kalsel Laifvan Shuffy Irwani.
Dalam aksi unjukrasa tersebut, KAMMI juga menuntut pemerintah pusat agar bersikap adil dalam pembangunan infrastruktur, pemenuhan energi listrik, bahan bakar minyak, serta pembagian sumber daya alam atau Kalsel sebagai otonomi khusus.
Menurut KAMMI Kalsel sembilan tahun kepemimpinan SBY, negeri ini belum merasakan perubahan yang sistematis. Hal itu terbukti dengan fenomena yang dilihat sekarang, masih bobroknya moral pejabat dan kehausan dalam merampok uang rakyat.
Selain itu, kemiskinan, keterbelakangan, moral yang semakin terkikis, korupsi yang merajalela, konspirasi elit yang membodohi rakyat masih menjadi tontonan sehari-hari di negeri ini.
Oleh karena itu pula KAMMI Kalsel memberi raport "merah" terhadap pemerintahan SBY yang selama sembilan tahun menjadi Presiden Republik Indonesia, belum menunjukkan usaha dan hasil maksimal.
Aksi unjukrasa KAMMI yang berlangsung di depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin itu, juga menolak kedatangan SBY ke Kalsel, yang akan bermalam.
Keberadaan SBY selama di Kalsel, yang dijadwalkan 22 hingga 24 Oktober 2013, antara lain untuk meresmikan sejumlah proyek di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut.[aktual/YL/IM]